Selamat Pagi Bunda Indonesia, apa kabar anda hari ini?
Melihat judul artikel di kami, apakah yang ada di benak bunda? "Disiplin & Kasih" Apakah berjalan dengan seimbang? atau malah bertolak belakang? Mari saya ajak bunda untuk menyimak cerita berikut ini:
Suatu hari sang ibu membeli vas bunga cantik dan mahal ukiran jaman kerajaan Cina kuno. Vas tersebut ditaruh di meja ruang tamu. Saat ibu memasak, si anak (3tahun), berlari-lari di ruang tamu dan memecahkan vas tersebut. Dengan kemarahan sang ibu melotot dan menatap sang anak "Mama harus disiplin kamu" katanya. Lalu sang ibu memukul bokong anak tersebut dan menyuruhnya berdiri memandang ke tembok selama 1 jam.
Apakah bunda pernah mendengar kisah ini? Atau pernah melakukannya? "Barang apa saja di rumah bunda yang pernah dipecahkan sang anak?
Apa yang bunda pelajari dari kisah ini? Terkadang motif kita mendisiplin anak adalah karena luapan kemarahan sesaat. Ijinkan saya bertanya beberapa hal:
1. Apakah anak akan diberitahu untuk berhati-hati terhadap vas tersebut?
2. Apakah Bunda mengerti tentang kemampuan cognitiv sesuai dengan umur anak? mengapa balita makan harus disuapi? apa yang terjadi jika balita dibiarkan makan sendirian? Apakah bunda akan marah jika ia menjatuhkan piring atau gelasnya?
3. Saat bunda marah, apa yang bunda sampaikan kepada anak bunda? kemarahan atau ketegasan?
4. Jika remote TV atau sisir bunda yang dijatuhkan, apakah kemarahan bunda sama dengan "vas" yang jatuh?
5. Apakah bunda menjelaskan mengapa disiplin tersebut dilakukan dan patut diterima oleh si anak?
KIranya pertanyaan-pertanyaan ini membuka pikiran bunda untuk mendisiplin dengan kasih.
"Disiplin tanpa kasih adalah otoriter, dan kasih tanpa disiplin itu menyesatkan" ~ Simon HS
No comments:
Post a Comment